Condolence for Jakarta

  Jakarta baru saja melewatkan kesempatan untuk dipimpin oleh birokrat terbaik saat ini, kemarin di pilkada 19 April 2017. Saya bukan penduduk DKI, tetapi saya mengamati. Begitu tahu yang memenangi pilkada bukan Ahok-Djarot, saya merasa  gelo (bahasa jawa). Entah apa padanan katanya dalam bahasa Indonesia; perpaduan antara kecewa, sedih, menyayangkan, heran, dan tidak percaya. Saya kecewaContinue reading “Condolence for Jakarta”